Ia mengatakan, tergenangnya kampung kebon kopi ini diduga kuat tidak adanya drainase. Menurutnya jika ada drainase, baik air dari kampung maupun dari jalan cikarang-cibarusah bisa masuk ke drainase.
” Kalau sekarangkan engga, karena tidak adanya saluran air. dan saluran air yang dibuat oleh pihak provinsi tahun ini hanya dari rs amanda sampai ke jembatan kandang roda,” katanya.
Terpisah, Anggota DPRD Kabupaten Bekasi Komisi IV, Nyumarno mengatakan, di satu sisi betul bahwa jalan cikarang-cibarusah itu dilebarkan agara transportasi tidak macet. Tetapi ternyata aktualnya tanpa memikirkan drainase atau saluran air, sehingga pada musim hujan ini warga terdampak.
” Sebelah kiri maupun kanan jalan itu akhirnya tergenang air. artinya bahwa perencanaan yang ada selain pembebasan lahannya oleh pemkab bekasi, kemudian pembangunan jalan nya oleh provinsi, seharusnya pemda maupun pemprov jabar berfikir bahwa adanya pembangunan jalan harus dipikirkan juga pembangunan saluran airnya agar tidak ada keluhan dari masyarakat,” terangnya.
Menurut Nyumarno, musim hujan ini baru awal tapi masyarakat yang berada di samping kiri maupun kanan jalan cikarang -cibarusah banyak yang mengeluh karena terdampak banjir nya, karena tidak adanya saluran air. Bahkan ia menduga proyek pelebaran jalan ini tidak sesuai rencana.
“Nah ini harus dipikirkan segera, sepertinya ini gagal dalam perencanaan,” pungkasnya. (mil)